Psikologi Industri dan Organisasi
Catatan-catatan mengenai Psikologi Industri dan Organisasi
Jumat, 09 Desember 2016
Kamis, 25 Agustus 2016
psikologi industri dan organisasi
Pengantar
Sebelum perang dunai ke
II, psikologi sebagai ilmu sudah dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 1953,
dengan didirikannya Lembaga Pendidikan Asisten Psikologi, psikologi bukan saja
merupakan ilmu yang diterapkan di bidang pendidikan, tetapi mulai menjadi ilmu
yang dikembangkan di Indonesia dan di terapkan di berbagai bidanh.
Perkembangan
psikologi di Indonesia khususnya Psikologi industri dan organisasi sangat
terpengaruhi oleh perkembangan psikologi di negara-negara barat. Banyak buku
dan majalah psikologi di Negara barat menjadi buku acuan dalam perkembangan
psikologi di Indonesia.
Psikologi Sebagi Ilmu
Pendirian labotarium
psikologi pertama pada tahun 1875 di Leipzig, jerman, oleh Wilhellm Wundt,
merupakan titik awal dari perkembangan psikologi sebagai ilmu. Banyak
eksperimen-eksperimen yang dilakukan
dalam laboratorium tersebut. Ilmu berusaha menjelaskan tentang
kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Kajian dari bermacam-macam gejala
psikis dari manusia dengan menggunakan berbagai rancangan eksperimen merupakan
kegiatan utama dari psikologi eksperimen.
Berbagai macam temuan ini lah yang banyak menjadi dasar terbentuknya
teori-teori psikologi.
Frederick Winslow
Taylor berusaha mencari cara-cara yang paling efisien untuk melakukan suatu
pekerjaan, dan menciptakan berbagai macam alat mekanik yang disesuaikan dengan
struktur faal badan dan anggota badan kita. Baru pada PD II sewaktu mesin-mesin
yang dibuat dan peralatan kerja makin menjadi majemuk dan canggih, para
psikolog memainkan peranan yang penting dalam merancang berbagai macam mesin
dan peralatan. Tahun 1924 dimulai suatu seri penelitian di Hawthorne, Illinois,
di pabrik Western, Electric Company. Penelitian ini mulai mempelajari akibat
dari aspek-aspek dari lingkungan kerja yang mempengaruhi efisiensi pekerja.
Hasil dari kajian Hawthorne ditemukan bahwa kondisi sosial dan psikologik dari
lingkungan kerja secara potensial mempunyai arti yang lebih penting dari pada
kondisi-kondisi kerja fisik.
Pada tahun 1960-an psikologi di bidang penjualan berkembang
dengan pesat serta perilaku manusia juga diteliti. Industri mulai berusaha
untuk mengambil perhatian konsumen dengan menggunakan berbagai macam media
massa seperti media cetak, media pendengaran, serta media penglihatan dan
pendengaran. Akhirnya pada waktu bersamaan para sarjana psikologi sebagai
kelanjutan mendalami hubungan antarmanusia dalam industri mulai mempelajari
organisasi sebagai suatu kesatuan.
Psikologi Diferensial
William Stern merupakan
seseorang yang memberikan dasar yang kuat pada psikologi diferensial. Melalui
bukunya, psikologi khusus ini berkembang dan terkenal menjadi psikometri, yaitu cabang ilmu psikologi
yang mempelajari dan mengukus gejala-gejala psikis yang khas dari seseorang.
Cabang psikologi ini menekankan pada keunikan seseorang, menekankan adanya
perbedaan antarmanusia.
Pada PD I para sarjana psikologi di Amerika Serikat mendapat
tugas untuk mengembangkan tes inteligensi yang di gunakan untuk menyeleksi
anggota tentaranya. Setelah PD I ini psikometri berkembang dengan sangat pesat.
Tes-tes psikologik mulai digunakan dalam seleksi tenaga kerja oleh perusahaan.
Selain tes inteligensi dan tes kemampuan dikembangkan juga tes kepribadian.
Psikologi Industri dan Organisasi di Indonesia
Pengambangan Psikologi
industri dan organisasi dipelopori oleh Bagian Psikologi Industri dan
Organisasi dari 2 fakultas psikologi yaitu Fakultas PSikologi Universitas
Padjajaran dan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Perkembangan
Psikologi industri dan organisasi tidak berlangsung tanpa masalah, Psikologi
industri dan organisasi yang telah maju di Negara barat memberikan bahan
pengetahuan yang sangat banyak kepada Indonesia. Di satu pihak Indonesia
beruntung karena tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendapatkan
temuan-temuan guna menunjang berkembangnya teori, karena ada teori, aturan dan
prinsip psikologi yang berlaku secara universal. Di lain pihak Indonesia harus
tetap cermat dalam mengenali teori, aturan dan prinsip psikologi mana yang
lebih ditentukan oleh masayarakat.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan
untuk mengembangkan psikologi dan industri di Indonesia sebagai ilmu telah
dikenal dan dipahami, tetapi pelaksanaanya belum dapat dilakukan, sepenuhnya.
Psikologi industri dan organisasi dewasa ini masih merupakan ilmu terapan
dengan kegiatan utamanya pada pelaksanaan pemeriksaan psikologis dengan tujuan
seleksi dan penempatan, penyuluhan dan bimbingan kejuruan dan pengembangan
karier.
Pengertian Psikologi Industri dan Organisasi
Dewasa ini perilaku
manusia dalam kaitanya dengan kegiatan industri dan organisasi dipelajari guna
pengembangan teori, aturan dan prinsip psikologi baru yang berlaku umum dalam
lingkup industri dan organisasi. Di samping itu, alat-alat untuk mengukur
perbedaan antar manusia juga masih tetap dikembangkan guna meningkatkan
kecermatan dalam melaksanakan pemeriksaan psikologis dengan tujuan seleksi,
penempatan, pengenalan diri, penyuluhan kejuruan, pengembangan karier.
Sampai pada perang
dunia ke 2 psikologi industri dan organisasi merupakan cabang psikologi yang
merupakan ilmu psikologi, tetapi setelah perang dunia ke2 psikologi industri
dan organisasi mulai menjadi ilmu sendiri. Psikologi industri dan organisasi
merupakan satu keseluruhan pengetahuan yang berisi fakta, aturan dan
prinsip-prinsip tentang perilaku manusia pada pekerjaan. Perlu ditambahkan
bahwa persepsi dan sikap terhadap penerapan psikologi industri dan organisasi
menentukan arti dan manfaatnya bagi yang bersangkutan.
Psikologi industri organisasi adalah
ilmu yang mempelajari perilaku manusia:
1.
Dalam
perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen
2.
Baik
secara perorangan maupun secara kelompok, dengan maksud agar temuannya dapat
diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan
manusianya dari organisasinya.
Psikologi Industri Organisasi Adalah Ilmu
Psikologi industri dan organisasi di Indonesia belum jauh
berkembang. Di Indonesia masih menerapkan temuan-temuan dari psikologi pada umumnya,
psikologi industri dan organisasi pada khusunya, ke dalam industri dan
organisasi.
Psikologi Industri dan Organisasi Mempelajari Perilaku Manusia
Yang dimaksud adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, baik yang langsung dapat diamati. Selain itu melalui hasil observasi
dari perilaku yang tebuka kita juga dapat mengetahui perilaku-perilaku yang
tertutup.
Perilaku Manusia Dipelajari dalam Perannya Sebagai Tenaga Kerja dan
Sebagai Konsumen
Manusia dipelajari dalam interaksinya dengan pekerjaanya,
dengan lingkungan kerja fisiknya, dengan lingkungan sosialnya di pekerjaan.
Jika sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota organisasi industrinya, maka
sebagai konsumen manusia menjadi pengguna dari produk atau jasa dari organisasi
perusahaan.
Perilaku Manusia Dipelajari Secara Perorangan dan Secara Kelompok
Dalam hal ini dipelajari sejauh mana dampak satu kelompok
atau unit kerja terhadap perilaku seseorang tenaga kerja dan sebaliknya. Juga
dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempunyai pengaruh
terhadap para tenaga kerjanya, terhadap sekolompok tenaga kerja dan terhadap
seseorang tenaga kerja.
Wawasan Psikologi Industri dan Organisasi
Objek yang dipelajari
oleh psikologi industri dan organisasi adalah perilaku manusia sebagai tenaga
kerja dan sebagai konsumen dalam interaksinya dengan organisasinya. Dengan kata
lain perilaku manusia dipelajari dalam kaitan:
a.
Fungsi
batas sistem
b.
Proses
produksi dalam sistem
Dalam kaitan fungsi
batas sistem, perilaku manusia yang dikaji secara perorangan atau secara kelompok,
adalah sebagai:
a.
Pelamar/calon
tenaga kerja
b.
Tenaga
kerja yang terlibat dalam proses pengadaan dan seleksi tenaga kerja
c.
Tenaga
kerja yang terlibat dalam proses pengendalian mutu, pemasaran dan penjualan
d.
Konsumen,
perorangan maupun perusahaan
Dalam kaitan dengan
proses produksi dalam sistem, perilaku manusia dikaji, secara perorangan atau
secara kelompok, sebagai:
a.
Tenaga
kerja pelaksana yang dikelola
b.
Tenaga
kerja pengelola
Kaitan psikologi industri dan
organisasi dengan ilmu-ilmu lain:
a.
Kaitan
dengan perilaku keorganisasian
Sebagai tenaga kerja perilakunya di pelajari untuk dapat menemukenali
kepribadianya, kecakapan-kecakapanya, keterampilan-keterampilanya, sikapnya dan
ciri-ciri kepribadianya lainnya:
1.
Dengan
tujuan-tujuan khusus, untuk seleksi dan penempatan, untuk pelatihan dan
pengembangan
2.
Dalam
interaksinya dengan lingkungan fisiknya
3.
Dalam
interaksinya dengan lingkungan sosialnya
Perilaku keorganisasian lebih berfokus pada bagian ke 3.
Dapat disimpulkan bahwa sumbangan yang diberikan psikologi dan psikologi sosial
kepada PO adalah sekitar 50%
b. Kaitanya
dengan Manajemen Sumber Daya Manusia
Banyak yang sangat sulit membedakan psikologi industri organisasi dengan
MSDM. Pada MSDM dibantu dengan psikolog yang membantu memastikan bahwa seleksi
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kecakapan, keterampilan, sikap dan
ciri-ciri kepribadian lain yang diperlukan oleh pekerjaannya. MSDM memanajemeni
manusia sebagai tenaga kerja, dimana prinsip efisiensi dan efektivitas perlu di
perhatikan. Pada psikologi industri dan organisasi manusia sebagai tenaga kerja
lebih dipusatkan pada ciri yang dipersyaratkan untuk pekerjaan tertentu. Pada
psikologi industri organisasi perilaku tenaga kerja dipelajari untuk dapat
menemukenali kepribadianya dalam rangka:
a.
Proses
seleksi dan penempatan, proses pelataihan dan pengembangan
b.
Interaksi
tenaga kerja dengan lingkungan fisik dan sosial.
Langganan:
Postingan (Atom)